3 Jenis Pengetahuan (Makro, Mikro, dan Nano)

 

Berawal dari pencarianku mengapa petani miskin atau lebih tepatnya petani dimiskinkan. Kemudian saya mejelajahi banyak pemikir-pemikir di youtube. Selanjutnya saya menemukan dilema antara menjadi spesialis atau generalis dalam hidup ini ? setelah melewati dilema itu, Saya mecoba mengkolaborasikan berbagai pengetahuan yang saya miliki dan pengalaman yang saya punyai. Setelah keyakinan saya  terkumpul kemudian saya menemukan 3 jenis pengetahuan yang membantu membedah mana pengetahuan relevan untuk di implementasikan dalam hidup dan mana pengetahuan yang bersifat wawasan.   Oleh karena itu, dalam artikel kali ini saya ingin sedikit berbagi pandangan yang saya miliki sekaligus pengingat untuk diriku di masa depan mengenai hal ini.  Ada 3 jenis pengetahuan yang saya sadari yakni :


1.     Pengetahuan Makro

Pengetahuan makro dapat disebut pandangan yang luas (wawasan luas). Pengetahuan Makro ini bersifat generalis  atau multidisiplin ilmu. Menurut saya pengetahuan ini didapat melalui diskusi antar disiplin ilmu atau relasi positif yang kita miliki dan sumber yang lain. Untuk itu pentingnya membangun relasi yang positif.  Sebagai contoh untuk menjadi petani harus miliki pengetahuan mengenai tanaman, otomotif, kimia, dan pemasaran produk pertanian.  Pengusaha di haruskan memiliki kemampuan dalam memanajemen waktu, uang dan tenaga kerja. Pengetahuan ini harus di miliki agar terjadi pengembangan diri baik petani maupun pengusaha. Pengetahuan makro yang mumpuni bahkan dapat memprediksi masa depan. Sebagai contoh petani  dapat mengetahui bahwa pemerintah akan impor beras. Maka petani pada musim itu mencari alternatif lain misalnya menjadi buruh bangunan.

 

 

2.       Pengetahuan Mikro (pengetahuan umum).

Pengetahuan ini kita ketahui dengan terlibat langsung pada kegiatan sehari-hari kita. Sebagai contoh ibu sangat mengetahui kapan penjual sayur langganannya buka. Hal ini dikarenakan kegiatan ibu tersebut berkaitan dengan penjual sayur. Pengusaha property sangat hafal dengan harga tanah, prosedur balik nama dan konsumennya. Petani sangat mengetahui kemana akan belanja pupuk dan pestisida yang murah di kotanya. Jadi pada dasarnya, pengetahuan mikro sangat berkaitan dengan kegiatan sehari-hari yang individu itu kerjakan.

 

3.     Pengetahuan Nano

Pengetahuan Nano di dapat dari akumulasi jam terbang pengetahuan mikro. Pengetahuan ini bersifat spesialis. Semakin sepesifik yang kamu tahu, maka semakin banyak pengetahuan nano yang kamu miliki. Contoh Seorang petani muda dapat membajak sawah 1 ha dalam 1 hari, sedangkan petani tua dalam membajak sawah dapat membajak 2 ha dalam  1 hari. Perbedaan jam terbang inilah yang mempengaruhi pengetahuan nanonya.  Dampaknya  efisiensi dalam membajak seorang yang pemula dan professional jauh berbeda. Temen-temen yang sering kelapangan atau magang akan sangat mengetahui perbedaan orang yang sudah terampil dan baru belajar. Selain itu, pengetahuan nano ini dapat di dapatkan mengamatan yang berkelanjutan atau sering di sebut di kalangan petani Ilmu Titen. Petani yang saya temui sangat pandai dalam membaca gelaja alam.  Petani tersebut berusia lanjut, karena berusia tua akumulasi pengetahuan mikro sangat banyak, sehingga beliau sangat mengerti prilaku cuaca yang ada diaerahnya. Sebagai contoh petani dapat tahu akan terjadi suatu banjir a pada daerah tertentu dengan mengamati jumlah air di irigasi. Atau biasanya kita tahu akan pertanda hujan jika merasakan sumuk (hawa panas) pada kondisi di sekitar kita.

 




Jawaban dari pertanyaan pada awal kalimat ialah biasa jadi petani saat ini kurang sejahtera, dikeranakan petani belum memiliki pengetahuan makro sehingga petani tidak mengetahui nilai/harga sebenarnya dari produk yang mereka miliki. Petani terlalu sibuk atau disibukan oleh hal-hal yang berkaitan dengan teknis lapangan (pengetahuan mikro dan nano), sehingga petani tidak cukup waktu dalam memperbanyak pengetahui makro berkaitan dengan harga di pasar. Oleh karena itu, tengkulak hadir membeli produk dari petani untuk di pasarkan.  Selain itu, ada banyak faktor yang  dapat mempengaruhi seperti usia petani, daya dukung lingkungan, dan kebijakan pemerintah.

NOTE : Artikel ini sangat jauh dari kata benar. Oleh karena penulis Mohon maaf jika ada kesalahan pada saat menuliskan nama,istilah tempat dll. dan Terima Kasih atas kunjungan Anda. jika ada pertanyaan, kritik  maupun saran. Silahkan tanya atau berdiskusi di kolom komentar ya atau hubungi saya di Intagram @ariefrh38


 



Komentar

Postingan Populer